BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Hipertensi
adalah tekanan darah arterial yang tinggi, dengan berbagai kriteria sebagai
batasannya telah diajukan, yaitu tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastol lebih dari 90 mmHg. Hipertensi dapat memiliki penyebab yang tidak
diketahui (esensial) atau berkaitan dengan penyakit primer lain (hipertensi
sekunder).
Di seluruh
dunia, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup lazim ditemukan,
terutama di negara-negara maju dan pada lanjut usia (kelompok penduduk
yang berumur 35 tahun ke atas). Di Amerika Serikat, sekitar 18-32% penduduknya
menderita hipertensi. Di Cina persentase kasusnya lebih rendah, yaitu sekitar
13%. Tetapi hal yang umum dari fenomena ini adalah bahwa sebagian besar kasus
hipertensi itu tidak terkontrol.
Di Indonesia sendiri telah banyak dilakukan
pengumpulan data prevalensi. Hasilnya menunjukkan di daerah
pedesaan masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau
oleh pelayanan kesehatan, baik dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6% sampai dengan 15%.
B. RUMUSAN
MASALAH.
·
apa yang
dimaksud dengan hipertensi?
·
bagaimana
gejala hipertensi?
·
apa
penyebab hpertensi?
·
bagaimana
pencegahan hipertensi?
·
bagaimana
cara penatalaksanaan terapi gizi dan diet bagi penderita hipertensi ?
C. TUJUAN.
·
agar
mahasiswa dapat mengetahui definisi hipertensi.
·
agar
mahasiswa gejala penyakit hipertensi.
·
Agar mahasiswa
dapat mengetahui penyebab hipertensi.
·
Agar
mahasiswa dapat mengetahui pencegahan hipertensi.
·
agar
mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan terapi gizi dan diet bagi penderita
hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung
dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang
dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak
hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang
berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah
menurut WHO
Klasifikasi
|
Sistolik (mmHg)
|
Diastolik (mmHg)
|
Normotensi
|
<140
|
<90
|
Hipertensi ringan
|
140-180
|
90-105
|
Hipertensi perbatasan
|
140-160
|
90-95
|
Hipertensi sedang dan berat
|
>180
|
>105
|
Hipertensi sistolik terisolasi
|
>140
|
<90
|
Hipertensi sistolik perbatasan
|
140-160
|
<90
|
sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on
Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997
klafisikasi hipertensi yaitu
Kategori
|
Sistolik (mmHg)
|
Diastolik (mmHg)
|
Rekomendasi
|
Normal
|
<130
|
<85
|
Periksa ulang dalam 2 tahun
|
Perbatasan
|
130-139
|
85-89
|
Periksa ulang dalam 1 tahun
|
Hipertensi tingkat 1
|
140-159
|
90-99
|
Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
Anjurkan modifikasi gaya hidup
|
Hipertensi tingkat 2
|
160-179
|
100-109
|
Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
|
Hipertensi tingkat 3
|
≥180
|
≥110
|
Evaluasi/rujuk segera dalam 1 minggu berdasarkan kondisi medis
|
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,
serangan jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan
tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian
berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis
B. GEJALA
HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud
adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan
.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
v Sakit kepala
v Kelelahan
v Mual
v Muntah
v Sesak nafas
v Gelisah
v Pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif
yang memerlukan penanganan segera.
C. PENYEBAB
HIPERTENSI
Ada
2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
a)
Hipertensi
esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada
10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
b)
Hipertensi
sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi
jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.
Beberapa
penyebab hipertensi, antara lain :
1.
Keturunan
Faktor
ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi
lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah
tekanan darah tinggi.
2. Usia
Faktor
ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah
tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang
normal.
3. Garam
Faktor
ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor
ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan
Faktor
ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi.
6. Stres
Faktor
ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga
dapat memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor
ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8. Kafein
Faktor
ini dikendalikan. Kafein yang terdapat
pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor
ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
Faktor
ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda
menderita tekanan darah tinggi.
D. PENCEGAHAN
HIPERTENSI
Resiko
seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi
dengan cara :
a. Memeriksa
tekanan darah secara teratur.
b. Menjaga
berat badan ideal.
c. Mengurangi
konsumsi garam.
d. Jangan
merokok.
e. Berolahraga
secara teratur.
f. Hidup
secara teratur.
g. Mengurangi
stress.
h. Jangan
terburu-buru.
i. Menghindari
makanan berlemak.
Pencegahan
Primer :
· Tidur yang cukup, antara 6-8 jam
per hari.
· Kurangi makanan berkolesterol
tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan.
· Kurangi konsumsi alkohol.
· Konsumsi minyak ikan.
· Suplai kalsium, meskipun hanya
menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
Pencegahan
Sekunder
· Pola makanam yamg sehat.
· Mengurangi garam dan natrium
di diet anda.
· Fisik aktif.
· Mengurangi Akohol intake.
· Berhenti merokok.
Pencegahan
Tersier
· Pengontrolan darah secara rutin.
· Olahraga dengan teratur dan di
sesuaikan dengan kondisi tubuh.
E. PENATALAKSANAAN
DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI.
.a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)
Seseorang yang
mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi
garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat
dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau
dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Tujuan diet
garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun
syarat-syarat diet garam rendah adalah :
·
Cukup energi,
protein, mineral, dan vitamin.
·
Bentuk makanan
sesuai dengan keadaan penyakit.
·
Jumlah natrium
disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
Diet ini
mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan
berbagai tingkat Diet Garam Rendah.
ü Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet ini
diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan
yang tinggi kadar natriumnya.
ü Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini
diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu
berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
ü Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini
diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. Pemberian
makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).
b) Kandungan Potasium atau Kalium
Suplements
potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah. Potasium
umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran
yang mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita hipertensi antara
lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu
parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain
itu, makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat dikenal efektif dalam membantu
penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pada penderita
hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian
obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah
dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang
berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus
diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti
jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
v MENGATUR MENU
MAKANAN
Mengatur menu
makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan
membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta
meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau
infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang
mengandung alkohol seperti durian, tape.
Cara mengatur
diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah
gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak
asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk
memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan
untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu
menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh
per hari.
Meningkatkan
pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek
penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu
untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat
dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg
kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg
kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk
mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115
gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari.
Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
Pada ibu hamil
makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan dengan
rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang
hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre
eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur
serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).\
v SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN
Walaupun
suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat
ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai
tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak
terjadi overdosis.
1. Vitamin dan Penurunan Homosistein
Asam folat,
vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang
essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit
arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan
risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan
peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang
berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan
konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan
penyakit vaskuler.
2. Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu
isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis
pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih
bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida,
tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi
protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita
dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil
pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih
baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita
hipertensi sebagai sumber protein nabati.
3. Tempe
Tempe adalah salah satu makanan tradisional
Indonesia, hasil fermentasi kapang Rhizopus ohgosporis atau
rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe,
yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan
produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kapang sehingga nampak berwarna
putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat,
diantara miselium. Fermentasi kapang menghasilkan perubahan pada tekstur
kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.
Nilai Gizi Tempe :
· Protein
Enzim-enzim yang dihasilkan
kapang, menghasilkan asam amino bebas, sehingga kadarnya meningkat sampai 85
kali kadar protein kedelai.
· Karbohidrat
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan
stakhiosa dan rifinosa (dua terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut).
Fermentasi kedelai menjaditempe menghasilkan karbohidrat.
· Lemak
Enzim dalam kapang dapat menurunkan kadar lemak total
dari 22,2% menjadi 14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5%
menjadi 21%.
· Mineral
Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan
senyawa forfose, yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi,
kapang menghasilkan enzim fitase yang menguraikan asam fitat, sehingga
forfosenya dapat dimanfaatkan tubuh.
· Vitamin
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2
(Riboferum), Vitamin B6 (Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan
asam nikotinat. Sedangkan kadar vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan
kapang dan terbentuk pula vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam produk
nabati lainnya.
Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi
yang baik, terutama bagi penderita hiper kolesterolemia. Dari berbagai
penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung
asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk
mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah lemak jenuh.
Tempe juga mengandung zat anti
bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri gram positif
serta penyebab diare (Salmonella sp dan Shigella sp). Oleh karena itu, tempe juga
dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita diare.
4. Asam Lemak Omega 3
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak
(atau minyak ikan ) tiap hari dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan
DHA) sekitar 900 mg/dl, dan dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol dan
mencegah penyakit jantung koroner.
5. Serat
Walaupun berbagi studi menunjukkan
adanya hubungan antara beberapa jenis serat dengan penurunan kolesterol LDL dan
atau kolesterol total, namun belum ada bukti langsung yang menunjukkan hubungan
antara suplemen serat dengan penurunan penyakit kardiovaskular.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai
berikut:
1.
Makanan
beraneka ragam dan gizi seimbang.
2.
Jenis dan
komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
3.
Jumlah garam
dibatasi sesuai dengan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.
v TERAPI PENUNJANG
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada
penderita hipertensi, diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling
masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita pasca stroke atau
infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk
membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan
yang harus dihindari atau dibatasi.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Penyakit
Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat
dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
Cara
mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar
dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu
lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat
ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat
dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk
selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1
sendok teh per hari.
B.
SARAN
bagi penderita hipertensi yang gemar
mengonsumsi alkohol perlu melakukan pembatasan minum alkohol. minum alkohol
merupakan penyebab hipertensi yang paling banyak diperkirakan sebanyak 5-12%
kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S, 2004.penuntun Diet. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta,
2004, PT Gramedia Pustaka Utama
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R,
Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3
jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999
http://omahgizi.blogspot.com/2013/06/penatalaksanaan-gizi-untuk-hipertensi.html