Kamis, 01 Mei 2014

penyakit poliomyelitis

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi pada 1988 muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya terjadi di enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah berakhir.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 ).

B.  RUMUSAN MASALAH
·         Apa yang dimaksud dengan poliomyelitis?
·         Bagaimana etiologi penyakit poliomyelitis?
·         Bagaimana gejala klinis dari poliomyielitis?
·         Bagaimana cara penularan dari poliomyelitis?
·         Bagaimana cara pengobatan dari piomyelitis?
·         Bagaimana cara pencegahan dari poliomyelitis?

C.    TUJUAN.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian poliomyelitis.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana etiologi penyakit poliomyielitis.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana gejala klinis dari poliomyelitis.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui cara penularan dari poliomyielitis.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengobatan penyakit poliomyelitis.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan dari poliomyelitis.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN POLIOMYELITIS.
Penyakit polio atau yang dala istilah kedokteran disebut dengan poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh poliovirus(PV). Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selama bertahun - tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

B.  ETIOLOGI
Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Ada tiga tipe virus, yang pertama strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon). Strain 1 (brunhilde) paling ganas, dan sering menyebabkan wabah. Sedangkan strain 2 (lanzig) yang paling jinak.  Virus ini menular melalui kotoran(feses) atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut.
Virus polio masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak ditenggorokan dan usus. Berkembang biak selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan dikeluarkan melalu tinja selama beberapa minggu kemudian.


C.  GEJALA KLINIS
Kelumpuhan secara umum berbentuk flaksid paralise merupakan manifestasi yang paling nyata menunjukkan adanya kerusakan sel saraf. Rasa sakit atau nyeri, spastisitas, hipertonus stadium dini diakibatkan oleh gangguan pada batang otak, ganglia spinalis, dan cornu posterior medulla spinalis.
Gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokan, antara lain sebagai berikut:
a.    Silent infection
Pada tahap ini anak terserang penyakit poliomielitis sama sekali tidak menunjukkan gejala apa-apa dan hanya dapat diketahui bila melakukan pemeriksaan laboratorium.
b.    Abortive poliomielitis
Pada tahap ini sudah ada gejala tetapi belum begitu jelas. Baru dicurigai, jika orang yang baru tersebut baru kontak dengan penderita poliomielitis. Gejala biasa berupa panas, lemas, tidak ada nafsu makan, muntah-muntah, sakit kepala, nyeri menelan, batuk, pilek.
c.    Non paralitik poliomielitis
Gejala-gejalanya hampir sama dengan abortive poliomielitis tetapi lebih hebat lagi, seperti nyeri kepala, muntah-muntah, disertai dengan nyeri dan kekakuan pada otot-otot leher bagian belakang, badan dan anggota gerak tubuh mengalami hipertonus.
d.    Paralitik poliomielitis
Gejala mula-mula seperti non paralitik poliomielitis, lalu disusul dengan periode tanpa gejala tampak seperti penyakit. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada kandung kencing selama 1-34 hari dan hilangnya kekuatan ketegangan otot usus, kadang-kadang menjadi penyakit usus berbelit.

D.  CARA PENULARAN
Penyakit polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita penyakit polio atau bisa juga dari air liur penderita penyakit polio. Kemudian virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat sehingga bisa menyebabkan melemahnya otot serta terkadang menyebabkan kelumpuhan.


E.  CARA PENGOBATAN
Sejauh ini belum ditemukan obat spesifik yang dapat membunuh virus polio. Anak yang terinfeksi virus polio dan belum pernah melakukan imunisasi, maka diberikan globulin gamma. Penderita polio juga bisa diberikan obat penahan rasa sakit dan obat pengurang rasa nyeri, seperti aspirin atau obat golongan astominofen dan kejang otot. Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.
Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.

F.  UPAYA PENCEGAHAN
Upaya pencegahan polio dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
  1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat pemberian imunisasi sedini mungkin semasa anak-anak.
  2. Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Imunisasi dilakukan untuk memberikan vaksin polio kepada balita. Vaksin polio yang diberikan ada dua jenis vaksin polio yaitu:
  • Vaksin polio oral (OPV) yang ditemukan Albert Sabin. OPV diberikan ke dalam mulut yang berisi virus polio hidup yang telah dilemahkan. OPV merangsang pembentukan antibodi baik antibodi di dalam darah maupun antibodi lokal pada jonjot (vili) usus. OPV dapat memberikan perlindungan kepada individu sebab jika diberikan berulang kali, vaksin ini merangsang pembentukan antibodi dalam darah yang memblokir penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi seorang anak seumur hidup. Cara memberikannya adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis.
  • Vaksin polio yang dinonaktifkan/dimatikan (IPV) yang dikembangkan Jonas Salk. Vaksin polio ini mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan dengan cara disuntikkan. Baik OPV maupun IPV kedua-duanya merangsang pembentukan kekebalan intestinal. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine yaitu kombinasi DPT dan polio. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi Polio Dasar yang lengkap adalah 4 kali, yaitu saat bayi lahir (Polio-), usia 3 bln (Polio-1), usia 4 bln (Polio-2) dan usia 5 bln (Polio-3). Dengan lengkap 4 kali dimaksudkan bayi dapat menyusun antibodinya dengan maksimal, untuk suatu proteksi 5-10 thn. Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan. Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5–6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun) (Sulianti Saroso, 2007).
  • Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan.
  • Melakukan Mopping Up artinya pemberian vaksinasi masal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.
  • Peningkatan sanitasi lingkungan dan higiena sanitasi perorangan. Karena penyebaran virus polio ini melalui tinja, maka masyarakat dihimbau menjaga kebersihan lebih baik lagi, terutama pada jamban di rumah-rumah mereka serta selalu melakukan cuci tangan bila akan melakukan sesuatu pekerjaan seperti makan.
  • Konsumsi makanan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh seperti vitamin C.








BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus yang dinamakan poliovirus (PV). Penyebab polio adalah virus, ada tiga tipe virus polio yaitu:
a.    Strain 1 (Brunhilde)
b.    Strain 2 (Lanzig)
c.    Strain 3 (Leon)
Virus polio menyebar melalui saluran pencernaan, dimulai dari mulut, tenggorokan, dan saluran bagian pencernaan bagian bawah. Gejala-gejala polio yang timbul dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Silent infection
b.    Abortive poliomielitis
c.    Non paralisis poliomielitis
d.    Paralitik poliomielitis
Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh, Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997, Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.






DAFTAR PUSTAKA
L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomyelitis. Switzerland : Geneva 1211
N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history, efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global Vaccine Institute.
M.D, Paul E. Peach.2004. Poliomyelitis. Warm Springs ; GA 31830.
Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA : McGraw-Hill Companies, Inc
http://id.wikipedia.org/wiki/Poliomielitis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar