BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Glikogen
merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang
berfungsi sebagai salah satu sumber tenaga. Terbentuk dari molekul glukosa yang
saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih komplek. Simpanan glikogen
memilik fungsi sebagai sumber tenaga tidak hanya bagi kerja otot namun juga
merupakan sumber tenaga bagi sistem pusat saraf dan otak.
Di
dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua komponen utama yang digunakan
oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot, glikogen akan
memberikan kontribusi sekitar 1% dari jumlah massa otot sedangkan di dalam
hati, glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari jumlah massa hati.
Walaupun memiliki peratusan yang lebih kecil namun secara total jaringan otot
memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.
Istilah
“penyakit simpanan glikogen (glycogen
storage diseases)” merupakan istilah generik yang dimaksudkan untuk
menjelaskan suatu kelompok kelainan bawaan yang ditandai oleh penumpukan
glikogen dengan jumlah atau jenis yang abnormal di dalam jaringan tubuh.
B.Rumusan Masalah
·
Apa yang dimaksud dengan glikogen?
·
Apa penyakit penimbunan glikogen?
·
Bagaimana gejala, diagnosa dan pengobatan
penyakit penimbunan glikogen?
C.Tujuaan
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui
pengertian glikogen.
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui penyakit
penimbunan glikogen.
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
gejala, diagnosa, dan pengobatan penyakit penimbunan glikogenesis.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian
glikogen
Glikogen
merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh hewan dan
analog dengan pati di dalam tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam
hepar (sampai 6%) dan otot yang jarang melampaui jumlah 1%. Namun, karena
massanya yang jauh lebih besar, jumlah simpanan glikogen dalam otot bisa
mencapai tiga hingga empat kali jumlahnya dalam hepar.
Pada
jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat digunakan
secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan tenaga. Begitu juga
dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila diperlukan untuk
menghasilkan tenaga di dalam tubuh. Selain itu, glikogen hati juga mempunyai
peranan yang penting dalam menjaga kesihatan tubuh iaitu berfungsi untuk
menjaga tahap glukosa darah.
Sebagai
sumber tenaga simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung
akan mempengaruhi kapasiti seorang atlet semasa menjalani program latihan
ataupun juga semasa pertandingan. Secara keseluruhannya hubungan antara
pengambilan karbohidrat, simpanan glikogen dan keupayaan olahraga dapat di
simpulkan sebagai berikut:
• Pengambilan karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
• Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk melakukan aktiviti fisik juga akan semakin meningkat.
• Tahap simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan atau membatasi kemampuan atlet untuk mempertahankan intensiti dan waktu latihannya.
• Tahap simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan atlet menjadi cepat lelah jika dibandingkan dengan seorang atlet dengan simpanan glikogen yang tinggi.
• Pengambilan karbohidrat setelah latihan atau pertandingan akan mempercepat penyimpanan glikogen yang kemudian juga akan mempercepat proses pemulihan.
• Pengambilan karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
• Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk melakukan aktiviti fisik juga akan semakin meningkat.
• Tahap simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan atau membatasi kemampuan atlet untuk mempertahankan intensiti dan waktu latihannya.
• Tahap simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan atlet menjadi cepat lelah jika dibandingkan dengan seorang atlet dengan simpanan glikogen yang tinggi.
• Pengambilan karbohidrat setelah latihan atau pertandingan akan mempercepat penyimpanan glikogen yang kemudian juga akan mempercepat proses pemulihan.
Proses pembentukan glikogen ringkasnya sebagai berikut
:
- Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan
bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan
fosfat.
- Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.
- Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat)
dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin difosfat
glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
- Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa
nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru
dengan tambahan satu unit glukosa.
Peranan Glikogen
* menyediakan tenaga untuk kerja otot
* menyediakan bahan bakar untuk sistem saraf pusat
* membolahkan berlakunya metabolisme lemak
* mencegah protein daripada digunakan sebagai tenaga
Karbohidrat
adalah sumber tenaga atau bahan bakar untuk tindakan otot dan biologi bekerja.
Makanan yang mengandungi karbohidrat adalah dalam biji-bijian, buah, dan
kumpulan-kumpulan susu.Sayuran memiliki sejumlah kecil kardohidrat. Setelah
karbohidrat dimakan, ia dipecah menjadi gula kepada unit yang lebih kecil
(termasuk glukosa, fruktosa dan galaktosa) di dalam perut dan usus kecil. Unit
kecil gula ini diserap di usus kecil dan kemudian memasuki aliran darah di mana
mereka melakukan perjalanan ke hati.
Fruktosa dan galaktosa yang diubah akan
menjadi glukosa oleh hati. Glukosa merupakan karbohidrat yang diangkut oleh
aliran darah ke pelbagai rangkaian dan organ, termasuklah otot dan otak, di
mana ia akan digunakan sebagai tenaga. Jika tubuh tidak memerlukan glukosa
untuk tenaga, glukosa akan di simpan dalam hati dan otot rangka (skeletel
muscle) dalam bentuk yang disebut glikogen. Jika glikogen berlebihan daripada
keperluan, glukosa akan disimpan sebagai lemak. Glikogen yang disimpan adalah sumber
tenaga yang akan digunakan ketika tubuh memerlukan lebih banyak glukosa
daripada yang sedia di aliran darah (misalnya, ketika melakukan latihan
sukan).Tubuh mempunyai kapasiti simpanan yang terhad untuk glikogen (sekitar
2000 kalori), itulah sebabnya karbohidrat sering disebut sebagai bahan bakar
mengehadkan prestasi fizikal.
Gentian karbohidrat adalah protein sebagai
sumber tenaga. Ketika keperluan karbohidrat tidak mencukupi, protein dipecah
untuk membuat glukosa untuk mengekalkan tahap glukosa darah. Namun, ketika
protein dipecah, ini menyebabkan protein kehilangan peranan utama sebagai
pembinaan otot. Selain itu, pemecahan protein boleh mengakibatkan peningkatan
tekanan pada ginjal, di mana produk sampingan protein disalurkan ke dalam urin.
Glukosa
juga sangat penting bagi sistem saraf pusat, terutamanya otak yang menggunakan
glukosa sebagai sumber tenaga. Kurangnya glukosa boleh menyebabkan kelemahan,
pening dan glukosa darah rendah (hipoglikemia). Pengurangan glukosa darah
menyebabkan penurunan ketika latihan menyebabkan penurunan prestasi latihan,
mental serta keletihan fizikal.
Kepentingan Biomedis
Glikogen otot berfungsi untuk menjadi
sumber heksosa yang tersedia bagi proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Glikogen hepar sebagian besar berhubungan dengan simpanan dan pengiriman
heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat-saat
sebelum sarapan. Setelah 12-18 jam puasa, hatnpir seluruh simpanan glikogen
dalam hepar mengalami deplesi, sedangkan glikogen otot baru mengalami deplesi
yang berarti setelah seseorang melakukan olah raga yang berat dan lama.
Penyakit simpanan glikogen (glycogen storage disease) merupakan
kelompok kelainan bawaan yang ditandai oleh gangguan mobilisasi glikogen dan
penumpukan bentuk-bentuk glikogen abnormal, sehingga mengakibatkan kelemahan
otot dan bahkan kematian penderitanya.
Penyakit Penimbunan Glikogen
Penyakit
Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage
Disease) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak
adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai
energi). Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang
tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa
keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara
waktu makan.
Glikogen dalam
hati akan habis jika seseorang melakukan puasa 12 hingga 18 jam, sedangkan
glikogen dalam otot akan terkuras habis hanya saat seseorang melakukan aktivitas
atau olahraga yang berat. Pada kelianan ini, sejenis atau sejumlah glikogen
yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. (Murry,
2006)
Penyakit simpanan
glikogen (glycogen storage disease)
merupakan kelompok kelainan bawaan yang ditandai oleh gangguan mobilisasi
glikogen dan penumpukan bentuk-bentuk glikogen abnormal, sehingga mengakibatkan
kelemahan otot dan bahkan kematian penderitanya (Sharon, 1980).
Kelainan
penimbunan glikogen "glycogen storage disease" adalah suatu penyakit
yang diturunkan. Ada beberapa tipe:
a) Tipe I glikogenosis ( von Gierke's disease )
a) Tipe I glikogenosis ( von Gierke's disease )
Dalam sel-sel
hepar dan "renal convulated tubules" penuh dengan glikogen. Secara
me-tabolik glikogen ini tidak bisa dipakai. Terbukti dengan terjadinya
hipoglisemia pada penderita ini. Ketosis dan heperlipemia terjadi pada
penderita ini, yang merupakan suatu tanda adanya kekurangan karbohidrat. Dalam
hepar, ginjal dan usus halus aktivitas glu-kosa-6 fosfatase sedikit sekali atau
tidak ada pada penderita ini.
b) Tipe II ( penyakit pompe )
Merupakan kelainan yang menyebabkan kematian. Terjadi kekurangan enzim lisosom dan enzim asam maltose yang berfungsi memecah glikogen. Sebagai akibatnya adalah terjadi penimbunan glikogen dalam lisosom. Terjadi pada semua organ.
b) Tipe II ( penyakit pompe )
Merupakan kelainan yang menyebabkan kematian. Terjadi kekurangan enzim lisosom dan enzim asam maltose yang berfungsi memecah glikogen. Sebagai akibatnya adalah terjadi penimbunan glikogen dalam lisosom. Terjadi pada semua organ.
Gejala : pembesaran hati dan jantung.
c) Tipe III ( limit dextrinosis: Forbes' or Cori's
disease ).
Enzim "debranching" tidak ada pada penderita ini. Limit dekstrin tertimbun dalam sel-sel jaringan.
Enzim "debranching" tidak ada pada penderita ini. Limit dekstrin tertimbun dalam sel-sel jaringan.
Organ yang
terkena : Hati, otot, jantung, sel darah putih
Gejala :
·
Pembesaran hati
·
Kadar gula darah
yg rendah
·
Kerusakan otot
d) Tipe IV ( amylopectinosis,Anderson's disease )
Pada tipe ini enzim "branching" tidak ada, hingga terdapat akumulasi polisakarida den-gan sedikit titik-titik cabang. Kematian biasanya terjadi pada tahun pertama karena kega-galan jantung atau kegagalan hepar.
Organ yang terkena : Hati, otot, jaringan lainnya
Gejala : · Sirosis (pada anak-anak)
· Kerusakan otot & gagal jantung (pada
dewasa)
e) Tipe V glikogenosis ( myophosphorylase deficiency glycogenosis: McArdle's syn-drome)
Fosforilase otot
tidak ada. Penderita dengan tipe ini tidak tahan olahraga. Meskipun kadar
glikogen dalam otot tinggi (2,5-4,1%) namun sedikit sekali atau tidak terukur
adanya asam laktat dalam darahnya. Oto yang terkena yaitu pada otot.
Gejalanya yaitu Kram
otot selama melakukan kegiatan/aktivitas.
f) Tipe VI glikogenosis ( Hers' s disease ).
Dalam hepar kekurangan enzim fosforilase. Terjadi penimbunan glikogen dalam hepar. Ada tendensi mengalami hipoglikemi.
Dalam hepar kekurangan enzim fosforilase. Terjadi penimbunan glikogen dalam hepar. Ada tendensi mengalami hipoglikemi.
Gejala :
· Pembesaran hati Serangan hipoglikemia selama
berpuasa
·
Seringkali tanpa gejala
g) Tipe VII glikogenosis ( Tarui's disease )
Fosfofrukto kinase dalam otot dan eritrosit menurun. Bisa mengalami anemi hemolitik. Organ yang terkena yaitu pada otot kerangka , sel darah merah.
Gejala : · Kram otot
selama aktivitas fisik
· Hemolisis (penghancuran
sel darah merah)
h) Tipe VIII. glikokenosis.
Dalam hepar kekurangan enzim fosforilase kinase. Gejala mirip tipe VI (Howell, 1978).
PENYEBAB
Merupakan penyakit keturunan yang bersifat autosom resesif.
GEJALA
Merupakan penyakit keturunan yang bersifat autosom resesif.
GEJALA
Bentuk yang paling parah dari penyakit
ini adalah penyakit Pompe, yang biasanya mulai muncul pada tahun pertama
kehidupan penderita.
Glikogen tertimbun di dalam hati, otot,
saraf dan jantung sehingga fungsinya terganggu.
Lidah, jantung dan hati membesar.
Lidah, jantung dan hati membesar.
Anak yang menderita penyakit ini tampak
terkulai seperti bayi dan menjadi semakin lemah.
Penyakit Pompe tidak dapat disembuhkan.
Sebagian besar bayi yang menderita penyakit ini meninggal dalam usia 2 tahun.
Bentuk penyakit Pompe yang tidak terlalu
parah bisa terjadi pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, menyebabkan
kelemahan pada tungkai dan lengan dan menyebabkan berkurangnya kemampuan
menarik nafas dalam-dalam.
Bentuk lain dari penyakit penimbunan
glikogen menyebabkan penderitanya mengalami kram dan kelemahan yang disertai
nyeri, biasanya timbul setelah melakukan olah raga.
Gejalanya bisa ringan atau berat.
Dengan menghindari aktivitas yang berat, maka gejalanya akan menghilang.
DIAGNOSA
Gejalanya bisa ringan atau berat.
Dengan menghindari aktivitas yang berat, maka gejalanya akan menghilang.
DIAGNOSA
Kerusakan otot menyebabkan dilepaskannya
mioglobin ke dalam darah.
Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan air kemih, karena mioglobin dibuang melalui air kemih.
Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan air kemih, karena mioglobin dibuang melalui air kemih.
Mioglobin bisa melukai ginjal, kadarnya
bisa dikurangi dengan membatasi latihan fisik.
Minum banyak cairan, terutama setelah
melakukan latihan fisik, bisa melarutkan mioglobin.
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Pengobatan
tergantung kepada jenis penyakitnya, untuk membantu mencegah turunnya kadar
gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi
kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil,
masalah ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak
setiap 4-6 jam.
Jika kadar mioglobin tinggi, diberikan
diuretik untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal.
Pencangkokan hati bisa dilakukan pada
penderita penyakit penimbunan gikogen, kecuali pada penyakit
Pompe.(medicastore)
BAB III
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Glikogen
merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang
berfungsi sebagai salah satu sumber tenaga. Terbentuk dari molekul glukosa yang
saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih komplek. Simpanan glikogen
memilik fungsi sebagai sumber tenaga tidak hanya bagi kerja otot namun juga
merupakan sumber tenaga bagi sistem pusat saraf dan otak.
Penyakit
Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage
Disease) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak
adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai
energi). Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang
tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa
keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara
waktu makan.
DAFTAR PUSTAKA
Howell, R.R,. : “The Glycogen storage Diseasses,” pp.
160- 181 in J.B. Stanbury, J.B. Wyngarden, and D.S. Freserickson (eds.), The
Metabilic Basis of Inherited Disease, 4th ed, McGraw-Hill, New York, 1978.
Murry R.M., Granner D.K., and Rodwell V.W.: Harper's Biochemistry. Twenty-seventhEditions. Appleton & Lance. Englewood Cliffs. New Jersey. USA. 2006. pp 132 - 144, 151- 186.
Sharon, N.: “Carbohydrates,” Sci. Am., 243: 90- 116, November (1980).
Murry R.M., Granner D.K., and Rodwell V.W.: Harper's Biochemistry. Twenty-seventhEditions. Appleton & Lance. Englewood Cliffs. New Jersey. USA. 2006. pp 132 - 144, 151- 186.
Sharon, N.: “Carbohydrates,” Sci. Am., 243: 90- 116, November (1980).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar