BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Penyakit AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome / kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan
tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah
diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan
infeksi oportunistik.
Kasus AIDS pertama
kali ditemukan oleh Gottliebdi Amerika Serikat pada tahun 1981 dan
virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun
1983. Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir
setiap negara didunia (pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga
November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang
terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Sedangkan Samapai
pada November 2009 penderita AIDS di dunia mencapai angka yang cukup fantastis
yaitu sekitar 40 juta jiwa. Di Indonesia
penderita AIDS mencapai 250.000 jiwa, data tersebut sesuai dengan yang
terlapor.
Data jumlah penderita HIV / AIDS di Indonesia pada dasarnya bukanlah
merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku
teori “Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari
yang semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang
terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yangbelum
diketahui.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan
masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam
upaya menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus meningkat adalah
upaya pencegahan yang dilakukan semua pihak yang mengharuskan kita untuk tidak
terliba dalam lingkung tansmisi yang memungkinkan dapa t terserang HIV.
B.
RUMUSAN MASALAH.
·
Apa yang dimaksud dengan hiv/aids?
·
Ada berapa stadium penyakit
hiv/aids?
·
Bagaimana proses pemeriksaan
hiv/aids?
·
Bagaimana cara penularan hiv/aids?
C.
TUJUAN
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui
pengertian hiv/aids.
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui
stadium penyakit hiv/aids.
·
Agar mahasiswa dapat mengetahui tes
pemeriksaan hiv/aids.
·
Agar mahasiwa dapat mengetahui cara
penularan hiv/aids.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV
(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan merusak
kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi-infeksi
yang masuk ke tubuh.
Acquired
Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =
Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka
dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh
manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu:
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi
AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan
tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human
Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat
menulari siapa saja. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap
infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang
telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
B.
STADIUM HIV/AIDS
Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi
dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu:
a)
Stadium awal
infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi,
pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai
influenza/monokleosis.
b)
Stadium tanpa
gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan sumber
penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung
dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang.
c)
Stadium ARC (AIDS
Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih dari 38oC
secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu
3 bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara
berkala/terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan
tubuh yang menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari.
d)
Stadium AIDS, akan
menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut sarkoma
kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya :
pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan
otak/selaput otak.
Sedangkan pada tahun 1990, World
Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS
dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.bSistem ini diperbarui pada bulan September tahun
2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah
ditangani pada orang sehat.
- Stadium I: infeksi
HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
- Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran
pernapasan atas yang berulang
- Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih
dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
- Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea,
bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
C.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK HIV
TES DIAGNOSIS
Tes
laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu tes yang mencari adanya virus tersebut dalam tubuh penderita :
1. Mencari
virus dalam darah penderita
o
kultur/biakan virus
o
deteksi antigen ; p24
o
PCR (polymerase chain reaction)
2. Mencari
adanya antibodi terhadap berbagai komponen virion HIV dalam serum penderita
(tes serologik)
v Tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (EIA/ELISA)
v Tes sederhana / cepat (tes imunokromatografi)
v Tes konfirmasi sepert Western Blot (WB), Indirect immunofluorescence assay (IFA)
3. Tes Tambahan
Tes tambahan ini meliputi :
Tes tambahan ini meliputi :
v Urinalisis, tes feces lengkap, fungsi hati (SGOT/SGPT)
v LDH, alkali fosfatase, bilirubin
v Fungsi ginjal (ureum/creatinin)
Namun jenis tes yang tersering
dipakai sehari-hari adalah deteksi antibodi (anti-HIV).6 Diagnosis infeksi HIV
biasanya ditentukan dengan ditemukannya antibodi terhadap HIV dalam darah
penderita. Laboratorium di Indonesia melakukan tes terhadap HIV untuk
menegakkan diagnosis, penapisan darah transfusi, epidemiologi dan penelitian,
setelah menandatangani inform consent dari V.C.T (Voluntary Conseling and Test)
Tes serologik untuk mendeteksi
anti-HIV dapat dikelompokkan menjadi tes saring dan tes konfirmasi. Yang
termasuk tes saring yaitu; tes EIA/Elisa, dan tes rapid/sederhana , tes
konfirmasi yaitu; western blot, IFA. Setelah tes saring dapat diidentifikasi
spesimen yang kemungkinan mengandung anti-HIV, sedangkan setelah tes konfirmasi
dapat diketahui bahwa spesimen yang reaktif pada tes penyaring mengandung
antibodi spesifk terhadap HIV.
Pada bayi yang baru lahir denagn
ibu yang terinfeksi HIV, dilakukan tes anti HIV setelah berumun 18 bulan atau
sarana tersedia dapat dilakukan tes antigen .
Pada seseorang yang terpapar darah
penderita HIV (jarum suntik), bila hasil tes HIV negatif pada 4 bulan setelah
terpapar, dilanjutkan dengan tes tiap 3 bulan selama 1 tahun. Bila hasil tetap
negatif, penderita bebas dari infeksi.
Siapa Yang Harus Tes HIV/AIDS
Beberapa indikator yang dapat dijadikanseseorang harus menjalani tes
HIV/AIDS:
- Orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.
- Telah melakukan hubungan seks tidak aman dengan
seseorang yang berisiko terinfeksi HIV.
- Menggunakan jarum suntik untuk keperluan obat,
steroid, atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau
menggunakan alat-alat lain untuk narkoba.
- Memiliki penyakit menular seksual, penyakit
hepatitis, atau tuberkulosis (TBC).
- Melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau
uang.
- Pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang
yang memiliki salah satu dari indikator di atas—atau dengan pasangan
dengan sejarah seksual yang tak pernah Anda ketahui sebelumnya.
D. CARA PENULARAN
Secara umum ada 5 faktor yang perlu
diperhatikan pada penularan suatu penyakityaitu sumber infeksi, vehikulum yang
membawa agent, host yang rentan, tempat keluar kuman dan tempat masuk kuman
(port’d entrée). Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang
sel Lymfosit T dan sel otak sebagai organ sasarannya.
Virus HIV sangat lemah dan mudah
mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh
dan menularkan kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
yang terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah
penderita. Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV,
namun hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui:
ü Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual
merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina
atau serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada
pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks,
jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985)
ditemukan resiko seropositive untuk zat anti terhadap HIV cenderung naik pada
hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan
kelompok manusia yang berisikotinggi terinfeksi virus HIV.
ü Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan
Eropa tingkat promiskuitas homoseksual menderita AIDS, berumur antara 20-40
tahun dari semua golongan usia. Cara hubungan seksual anogenetal merupakan
perilaku seksual dengan resikotinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra
seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal
ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali
mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital.
ü Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan
heteroseksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok umur
seksual aktif baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan dan
berganti-ganti.
v Transmisi Non Seksual
ü Transmisi Parenral
Yaitu akibat penggunaan jarum
suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya
pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang
tercemar secara bersama-sama. Disamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik
yangdipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko
tertular cara transmisi parental ini kurang dari 1%.
Darah / Produk Darah Transmisi
melalui transfusi atau produk darah terjadi dinegara-negara barat sebelum tahun
1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini di negara barat sangat
jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum ditransfusikan. Resiko
tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah lebih dari 90%.
ü Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko
sebesar 50% Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu
menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko
rendah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang
perlu segera ditanggulangi. AIDS
berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia, termasuk
Indonesia. Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus
(HIV) danepidemi reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan,
sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan demografi. Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi
AIDS belum ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebihmendekati dalam upaya
pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui
cara-cara penularan AIDS.
Penularan AIDS
terjadi melalui hubungan seksual, parental dan transplasental, sehingga upaya
pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilaku seksual masyarakat (terutama
yang memilikiki resiko tinggi), menghindari infeksimellui donor
darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatalsebelum ibu hamil. Perubahan
perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
B.
SARAN
Saran saya kepada si pembaca jangan
mendekatlah dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus k dalam virus
tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko
tinggi (heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu
gonta ganti pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan
yang suka gonta ganti pasangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya..
Jakarta: Erlangga Medical Series
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
http://hadiciaquarius.blogspot.com/2013/01/askep-hiv-aids.html
There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and over all well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2000. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a glucometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescription like: Insulin ,Sulfonamides, but I could not get the cure rather to reduce the pain and brink back the pain again. I found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email drrealakhigbe@gmail.com or his Number +2348142454860 He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, BODY PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGERIA, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION, DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS, CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B, THYROID, ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. AUTISM, NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE, WEAK ERECTION. EYE TWITCHING PAINFUL OR IRREGULAR MENSTRUATION.Dr Akhigbe is a good man and he heal any body that come to him. here is email drrealakhigbe@gmail.com and his Number +2349010754824
BalasHapusBest bets for soccer today - Sports Toto
BalasHapusToday, we're going to 토토사이트 tell you a few key to checking into soccer betting apps. 바카라 사이트 of the most ventureberg.com/ popular wooricasinos.info soccer betting options งานออนไลน์ and which ones will