Jumat, 02 Mei 2014

hiv aids

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome / kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik.
Kasus AIDS pertama kali  ditemukan oleh Gottliebdi Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.  Penyakit  AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Sedangkan Samapai pada November 2009 penderita AIDS di dunia mencapai angka yang cukup fantastis yaitu sekitar 40 juta jiwa. Di Indonesia penderita AIDS mencapai 250.000 jiwa, data tersebut sesuai dengan yang terlapor.
Data jumlah penderita HIV / AIDS di Indonesia pada dasarnya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori “Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yangbelum diketahui.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam upaya menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus meningkat adalah upaya pencegahan yang dilakukan semua pihak yang mengharuskan kita untuk tidak terliba dalam lingkung tansmisi yang memungkinkan dapa t terserang HIV.

B.  RUMUSAN MASALAH.
·         Apa yang dimaksud dengan hiv/aids?
·         Ada berapa stadium penyakit hiv/aids?
·         Bagaimana proses pemeriksaan hiv/aids?
·         Bagaimana cara penularan hiv/aids?

C.  TUJUAN
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian hiv/aids.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui stadium penyakit hiv/aids.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui tes pemeriksaan hiv/aids.
·         Agar mahasiwa dapat mengetahui cara penularan hiv/aids.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan merusak kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu:
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh), D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.


B.  STADIUM HIV/AIDS
Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu:
a)    Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi, pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis.
b)   Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang.
c)    Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih dari 38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari.
d)   Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya : pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.
Sedangkan pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.bSistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
  • Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
  • Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
  • Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
  • Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

C.  PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK HIV

TES DIAGNOSIS
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu tes yang mencari adanya virus tersebut dalam tubuh penderita :
1. Mencari virus dalam darah penderita
o   kultur/biakan virus
o   deteksi antigen ; p24
o   PCR (polymerase chain reaction)
2. Mencari adanya antibodi terhadap berbagai komponen virion HIV dalam serum penderita (tes serologik)
v  Tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (EIA/ELISA)
v  Tes sederhana / cepat (tes imunokromatografi)
v  Tes konfirmasi sepert Western Blot (WB), Indirect immunofluorescence assay (IFA)
3. Tes Tambahan
Tes tambahan ini meliputi :
v  Urinalisis, tes feces lengkap, fungsi hati (SGOT/SGPT)
v  LDH, alkali fosfatase, bilirubin
v  Fungsi ginjal (ureum/creatinin)
Namun jenis tes yang tersering dipakai sehari-hari adalah deteksi antibodi (anti-HIV).6 Diagnosis infeksi HIV biasanya ditentukan dengan ditemukannya antibodi terhadap HIV dalam darah penderita. Laboratorium di Indonesia melakukan tes terhadap HIV untuk menegakkan diagnosis, penapisan darah transfusi, epidemiologi dan penelitian, setelah menandatangani inform consent dari V.C.T (Voluntary Conseling and Test)
Tes serologik untuk mendeteksi anti-HIV dapat dikelompokkan menjadi tes saring dan tes konfirmasi. Yang termasuk tes saring yaitu; tes EIA/Elisa, dan tes rapid/sederhana , tes konfirmasi yaitu; western blot, IFA. Setelah tes saring dapat diidentifikasi spesimen yang kemungkinan mengandung anti-HIV, sedangkan setelah tes konfirmasi dapat diketahui bahwa spesimen yang reaktif pada tes penyaring mengandung antibodi spesifk terhadap HIV.
Pada bayi yang baru lahir denagn ibu yang terinfeksi HIV, dilakukan tes anti HIV setelah berumun 18 bulan atau sarana tersedia dapat dilakukan tes antigen .
Pada seseorang yang terpapar darah penderita HIV (jarum suntik), bila hasil tes HIV negatif pada 4 bulan setelah terpapar, dilanjutkan dengan tes tiap 3 bulan selama 1 tahun. Bila hasil tetap negatif, penderita bebas dari infeksi.

Siapa Yang Harus Tes HIV/AIDS
Beberapa indikator yang dapat dijadikanseseorang harus menjalani tes HIV/AIDS:
  • Orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.
  • Telah melakukan hubungan seks tidak aman dengan seseorang yang berisiko terinfeksi HIV.
  • Menggunakan jarum suntik untuk keperluan obat, steroid, atau  menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau menggunakan alat-alat  lain untuk narkoba.
  • Memiliki penyakit menular seksual, penyakit hepatitis, atau tuberkulosis (TBC).
  • Melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau uang.
  • Pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang memiliki  salah satu dari indikator di atas—atau dengan pasangan dengan  sejarah seksual yang tak pernah Anda ketahui sebelumnya.

D.  CARA PENULARAN
Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakityaitu sumber infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan, tempat keluar kuman dan tempat masuk kuman (port’d entrée).  Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel Lymfosit T dan sel otak sebagai organ sasarannya.
Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh yang terbukti menularkan diantaranya semen, cairan vagina atau servik dan darah penderita.  Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui:
ü  Transmisi Seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serik. Infeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIV kepada pasangan seksnya. Resiko penularan HIV tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. Pada penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat anti terhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisikotinggi terinfeksi virus HIV.
ü  Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas homoseksual menderita AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua golongan usia. Cara hubungan seksual anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resikotinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan secara anogenital.
ü  Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan heteroseksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah kelompok umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
v  Transmisi Non Seksual
ü  Transmisi Parenral
Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang telah terkontaminasi, misalnya pada penyalah gunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Disamping dapat juga terjadi melaui jarum suntik yangdipakai oleh petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari 1%.
Darah / Produk Darah Transmisi melalui transfusi atau produk darah terjadi dinegara-negara barat sebelum tahun 1985. Sesudah tahun 1985 transmisi melalui jalur ini di negara barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum ditransfusikan. Resiko tertular infeksi/HIV lewat trasfusi darah adalah lebih dari 90%.
ü  Transmisi Transplasental
Penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai resiko sebesar 50% Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui. Penularan melalui air susu ibu termasuk penularan dengan resiko rendah.














BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia, termasuk Indonesia.  Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) danepidemi reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan demografi. Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebihmendekati dalam upaya pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularan AIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dan transplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilaku seksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi), menghindari  infeksimellui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatalsebelum ibu hamil. Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
B.  SARAN
          Saran saya kepada si pembaca jangan mendekatlah dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus k dalam virus tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti pasangan.





DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga

http://hadiciaquarius.blogspot.com/2013/01/askep-hiv-aids.html

2 komentar:

  1. There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and over all well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2000. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a glucometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescription like: Insulin ,Sulfonamides, but I could not get the cure rather to reduce the pain and brink back the pain again. I found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV  and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email     drrealakhigbe@gmail.com   or his Number   +2348142454860   He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, BODY PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGERIA, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION,  DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS,  CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B, THYROID, ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. AUTISM, NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE, WEAK ERECTION. EYE TWITCHING PAINFUL OR IRREGULAR MENSTRUATION.Dr Akhigbe is a good man and he heal any body that come to him. here is email    drrealakhigbe@gmail.com    and his Number +2349010754824

    BalasHapus
  2. Best bets for soccer today - Sports Toto
    Today, we're going to 토토사이트 tell you a few key to checking into soccer betting apps. 바카라 사이트 of the most ventureberg.com/ popular wooricasinos.info soccer betting options งานออนไลน์ and which ones will

    BalasHapus