Jumat, 02 Mei 2014

hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah tekanan darah arterial yang tinggi, dengan berbagai kriteria sebagai batasannya telah diajukan, yaitu tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 90 mmHg. Hipertensi dapat memiliki penyebab yang tidak diketahui (esensial) atau berkaitan dengan penyakit primer lain (hipertensi sekunder).
Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup lazim ditemukan, terutama di negara-negara maju dan pada lanjut usia (kelompok penduduk yang berumur 35 tahun ke atas). Di Amerika Serikat, sekitar 18-32% penduduknya menderita hipertensi. Di Cina persentase kasusnya lebih rendah, yaitu sekitar 13%. Tetapi hal yang umum dari fenomena ini adalah bahwa sebagian besar kasus hipertensi itu tidak terkontrol.
Di Indonesia sendiri telah banyak dilakukan pengumpulan data prevalensi. Hasilnya menunjukkan di daerah pedesaan  masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6% sampai dengan 15%.

B.  RUMUSAN MASALAH.
·         apa yang dimaksud dengan hipertensi?
·         bagaimana gejala hipertensi?
·         apa penyebab hpertensi?
·         bagaimana pencegahan hipertensi?
·         bagaimana cara penatalaksanaan terapi gizi dan diet bagi penderita hipertensi ?

C.  TUJUAN.
·         agar mahasiswa dapat mengetahui definisi hipertensi.
·         agar mahasiswa gejala penyakit hipertensi.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab hipertensi.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan hipertensi.
·         agar mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan terapi gizi dan diet bagi penderita hipertensi.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.  DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. 
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO                                                                                        
Klasifikasi
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normotensi
<140
<90
Hipertensi ringan
140-180
90-105
Hipertensi perbatasan
140-160
90-95
Hipertensi sedang dan berat
>180
>105
Hipertensi sistolik terisolasi
>140
<90
Hipertensi sistolik perbatasan
140-160
<90


sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997 klafisikasi hipertensi yaitu
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Rekomendasi
Normal
<130
<85
Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan
130-139
85-89
Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi tingkat 1
140-159
90-99
Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi tingkat 2
160-179
100-109
Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
Hipertensi tingkat 3
≥180
≥110
Evaluasi/rujuk segera dalam 1 minggu berdasarkan kondisi medis
               
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
                Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis

B.  GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
v  Sakit kepala
v  Kelelahan
v  Mual
v  Muntah
v  Sesak nafas
v  Gelisah
v  Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan penanganan segera.

C.  PENYEBAB HIPERTENSI
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
a)    Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
b)   Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :
1.   Keturunan                                        
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
 2.   Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
 3.   Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4.   Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
 5.   Obesitas/Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
6.   Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
7.   Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8.   Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9.   Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
            Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

D.  PENCEGAHAN HIPERTENSI
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan cara :
a.     Memeriksa tekanan darah secara teratur.
b.     Menjaga berat badan ideal.
c.     Mengurangi konsumsi garam.
d.     Jangan merokok.
e.     Berolahraga secara teratur.
f.      Hidup secara teratur.
g.     Mengurangi stress.
h.    Jangan terburu-buru.
i.      Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :
          · Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
          · Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan.
          · Kurangi konsumsi alkohol.
          · Konsumsi minyak ikan.
          · Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
          · Pola makanam yamg sehat.
          · Mengurangi garam dan  natrium di diet anda.
          · Fisik aktif.
          · Mengurangi Akohol intake.
          · Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
          · Pengontrolan darah secara rutin.
          · Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

E.  PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI.

.a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat-syarat diet garam rendah adalah :
·         Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
·         Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
·         Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.
ΓΌ  Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
ΓΌ  Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
ΓΌ  Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).

b) Kandungan Potasium atau Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah. Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

v MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers, keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).\

v  SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN
Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.
1. Vitamin dan Penurunan Homosistein
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
2. Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.
3. Tempe
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kapang Rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kapang sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kapang menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.
Nilai Gizi Tempe :
· Protein
Enzim-enzim yang dihasilkan kapang, menghasilkan asam amino bebas, sehingga kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.
· Karbohidrat
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (dua terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai menjaditempe menghasilkan karbohidrat.
· Lemak
Enzim dalam kapang dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.
· Mineral
Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kapang menghasilkan enzim fitase yang menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan tubuh.
· Vitamin
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin B6 (Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan kapang dan terbentuk pula vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya.
Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiper kolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah lemak jenuh.
Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri gram positif serta penyebab diare (Salmonella sp dan Shigella sp). Oleh karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita diare.
4. Asam Lemak Omega 3
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, dan dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner.
5. Serat
Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapa jenis serat dengan penurunan kolesterol LDL dan atau kolesterol total, namun belum ada bukti langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan penyakit kardiovaskular.

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
1.     Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
2.    Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
3.    Jumlah garam dibatasi sesuai dengan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.

v  TERAPI PENUNJANG
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi, diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari atau dibatasi.














BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN.
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
B.   SARAN
bagi penderita hipertensi yang gemar mengonsumsi alkohol perlu melakukan pembatasan minum alkohol. minum alkohol merupakan penyebab hipertensi yang paling banyak diperkirakan sebanyak 5-12% kasus.









DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S, 2004.penuntun Diet. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999


http://omahgizi.blogspot.com/2013/06/penatalaksanaan-gizi-untuk-hipertensi.html